Minggu, 19 Juli 2009

Hunting di Bendungan Banjaran A. Yani

ini si cuma contoh ikannya saja, ikan sebenarnya yang dipancing, untuk lebih jelas lihat di margasiswa saja ya


18 Juli 2009
Purwokerto. Setelah beberapa waktu lalu, mencoba sungai serayu, dan pulang tanpa hasil, sekarang sembari mengisi waktu luang, saya dan mbah marga (mas Muggi) mencoba tempat pemancingan terdekat yakni di bendungan Banjaran, wilayah sekitar A. Yani, Purwokerto. Letak bendungan ini tidak terlalu jauh dari jalan utama A. Yani. Pertigaan DR. Angka dan A. Yani ambil kiri, setelah jembatan belok kanan, langsung terus saja menyisir sungai irigasi hingga ketemu bendungan ini.
Lokasi pemancingan ini memang sering didatangi penduduk sekitar untuk melampiaskan hobi dan mencari sesuap ikan. Bendungan ini saya katakan kecil sekali, bisa saya bilang ini adalah pintu air. Hot spot-nya sendiri berada di bawah air jeram bendungan, namun karena entah lagi musim kemarau airnya kering, jadi bendungan ini kering, Cuma di bawah jeram pintu air itu ada genangan air yang cukup dalam 4-5 meter lebih, kata orang di sana. Di genangan air itu lumayan banyak ikan, ukuran ikannya saja yang kecil-kecil, seperti lele, mujaer, uceng (masyarakat sana menyebutnya begitu, entah ikan ini dari jenis apa, dan berukuran jentik orang dewasa, baru sekarang ini saya mendengarnya) dan ikan kecil lainnya.
Saya dan mbah marga meluncur ke lokasi sekitar pukul tiga sore. Dengan perlengkapan pancing lengkap kita ke sana. Saat sampai lokasi, sudah banyak pemancing di sana, kami lihat sudah ada yang strike, ikan sejenis sepat, tapi entah benar atau tidak saya tidak terlalu paham jenis ikan. Setelah memilih posisi yang tepat kami menyiapkan alat pancing dan memasang umpan, umpan yang kami bawa racikan getuk, yang pada akhirnya tidak terpakai. Umpan telah terpasang, sambil ditemani terik matahari sore, kita memulai aksi. Menunggu cukup lama, umpan kami tidak disambar, mungkin hanya di cicipi, makan pun tidak. Di seberang pemancing lain dengan mudahnya mendapat ikan, kita hampir frustasi. Kami berpikir, mungkin salah memakai mata kail, yang kami gunakan terlalu besar, sedangkan ikan di sini kecil. Akhirnya saya keluar lokasi untuk mencari mata kail yang lebih kecil.
Setelah mendapat mata kail yang lebih kecil, kami coba melempar umpan, kali ini tetap tidak disambar, akhirnya dugaan kita berganti pada umpan yang salah, mbah marga kemudian mencari cacing di sekitar lokasi, sebagai pengganti umpan bawaan kita. Tidak lama ada tiga anak kecil juga sedang mencari hot spot, saya lihat mereka membawa plastik berisi ikan ada lele, uceng, sepat (itu menurut saya, tapi entah apa nama ikan itu sebenarnya). Saya coba bertanya bagaimana mereka bisa mendapat ikan, dan bertanya mengenai lokasi ini. Ternyata umpan yang mereka pakai adalah cacing dan mata kail kecil tanpa lubang. Kecil sekali, dan ternyata mereka sudah cukup mahir di banding saya dan mbah marga. Saya lihat mereka dengan mudahnya memancing ikan uceng, di tempat saya berdiri padahal dari tadi saya disini tidak mendapatkan apa-apa. Mereka bilang saya menggunakan umpan dan mata kail yang kurang cocok untuk memancing di sini, akhirnya mereka membantu saya memasang umpan. Setelah umpan terpasang, saya mengayunkan joran dan tidak lama, sembari saya menggulung senar, umpan saya disambar, senang sekali perasaan saya, ini pertama kalinya memancing dan mendapat ikan, strike. Saya tarik, teranyata saya dapat ikan mujaer berukuran tiga jari, joran saya melengkung saat saya mengangkat ikan ini, maklum saja joran murah. Luar biasa, dengan bantuan tiga anak kecil ini saya bisa dapat ikan, rasa percaya diri saya meningkat, melihat betapa bangganya. Saya lihat di sekitar saya, pemancing lain belum ada yang mendapat ikan seukuran punya saya, atau memang saya saja tidak tahu, tapi sudah lah, yang penting saya dapat ikan. Mbah marga pun dibantu anak kecil ini, dan tidak lama strike juga, ikan uceng kecil seukuran sejari berhasil dipancing. Rasa percaya diri kami kembali.
Sampai waktu sudah pukul enam sore, kami memutuskan pulang, sudah magrib. Sampai akhir memancing, dihitung kami berdua mendapat empat ekor ikan, seekor mujaer dan tiga ikan uceng. Mancing yang menyenangkan buat saya, mendapat ikan, dan saya pulang dengan bangga sekali, sambil berjanji lain kali harus balik lagi dan bisa dapat hasil lebih baik.
Ada catatan penting, untuk memancing di lokasi ini sepandang pengamatan saya yang perlu disiapkan adalah mata kail yang berukuran kecil, dan atau mata kail no satu, senar yang digunakan yang tipis atau senar halus, senar untuk bobot maksimal satu kilogram, serta umpan yang digunakan yaitu cacing (kecil, berukuran kecil dmpai sedang) atau nasi atau pun bila racikan dibuat seamis mungkin untuk menarik ikan datang memakan umpan kita. Ya untuk sementara tu yang bisa saya bagikan dari pengalaman saya hari ini. Cpr.

2 komentar:

  1. ikan apaan tu boss./// blogwalking

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu namanya ikan uceng, sering juga disebut uceng-uceng. Ada juga yang dibuat untuk bahan kerupuk. Tapi ga tau sekarang masih ada ga ni ikan.

      Hapus