Kembali saya memanfaatkan waktu panjang saya di Cirebon ini untuk mencicipi kuliner Cirebon yang sudah lama tak saya santap. Beberapa waktu lalu saya pernah buat postingan tentang nasi jamblang, karena rasa kangen saya terhadap kuliner saya yang satu itu. Berbeda dengan postingan lalu, kali ini saya memposting karena masih fresh, saya baru saja menyantap nasi jamblang. Nasi jamblang yang saya santap ini, nasi jamblang pelabuhan, Kota Cirebon. Di sini tempat nasi jamblang yang buat saya tertarik dibandingkan nasi jamblang lainnya. Pilihan warung nasi jamblang di kota ini sangatlah banyak, namun ya tempat ini yang lebih saya sukai, meski tak menolak jika makan di warung nasi jamblang lainnya.
Pagi ini saya menyempatkan waktu untuk wisata kuliner ke warung jamblang pelabuhan, yang lokasinya di samping pintu masuk Pelabuhan Kota Cirebon. Dekat pintu masuk eks Taman Wisata Ade Irma Suryani. Sedari dulu saya kenal tempat ini tidak lah berubah, ya hanya bergeser di situ-situ saja. Mungkin dulu letaknya agak ke depan, tapi sekarang lebih menjorok ke dalam. Nah ada yang unik dari nasi jamblang pelabuhan, yaitu menyoal lokasi. Untuk menuju tempatnya mesti masuk celah pintu kecil, antara gapura dengan tembok. Celahnya cukup sempit, ya macam gang senggol. Ini yang unik, entah kenapa tidak dibuka saja pintunya, kenapa harus sesempit itu. Kalau saya berpikir, apakah itu "sarat" tertentu agar jualannya laris? Entahlah, tapi buat saya, nasi jamblang adalah khas.
Pagi ini saya mengajak sepupu saya dari Flores untuk mencoba kuliner khas Cirebon ini. Saya memilih menu nasi jamblang panas, dengan lauknya sambal merah, sate kentang dua tusuk dan telor dadar, sedangkan sepupu saya memilih menu nasi jamblang panas (posri cewe), sate kentang, semur tahu dan tahu bulat plus sambal merah. Minumnya cukup teh tawar hangat saja. Untuk dua porsi nasi jamblang itu sekitar Rp 18.000,00. Dibayar langsung setelah kita pilih lauk, sehingga setelah makan kita bisa langsung pulang. Pagi ini sih tidak terlalu ramai, jadi nyaman untuk makan dan ngobrol. Meski tak ramai selalu saja ada yang datang untuk makan di sini.
Soal rasa, ya nasi jamblang dimana-mana menurut saya sama, khusus yang dijual di Kota Cirebon dan sekitarnya. Kalau di luar daerah itu tentunya rasanya pasti agak berbeda, kecuali memang si pembuatnya asli orang Jamblang. Mungkin karena ada bumbu-bumbu tertentu untuk memasak lauk yang ada di menu nasi jamblang.
Yang unik lagi di depan pintu masuk gang senggol itu ada pengemis yang duduk mengharap receh dari penggunjung. Unik memang, meski buat saya ada rasa tidak nyaman. Karena mereka duduk dekat sekali dengan jalan masuk, sangat tidak etis melangkah diantara orang yang duduk meminta-minta di sana. Tapi sudahlah, mungkin di sana mata pencaharian mereka, memang sangat disayangkan hidup dengan meminta.
Sekian dulu catatan wiskun saya, sayang sekali saya tidak bisa menyajikan fotonya, karena saya lupa membawa kamera hape atau kamera sejenisnya. Jadi mungkin fotonya saya sajikan menyusul saja. Salam wiskun :) "Maknyos!" (^_^)?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar