Kalau masyarakat Kota Cirebon ditanya, "Apa nama stadion sepakbola kebanggaannya?" Jawabannya tertuju pada Stadion Bima, yang terletak di komplek perumahaan Pertamina Kota Cirebon. Stadion ini pernah jadi markas dari beberapa kesebelasan, salah satunya juga jadi markas kesebelasan Indocement. Kemudian pernah juga jadi markas (kandang) Persikad Depok. Tapi itu dulu, kalau sekarang ini Stadion Bima tidak tahu lagi digunakan untuk markas kesebelasan apa. Bahkan untuk kesebelasan kota asalnya Cirebon juga saya tidak pernah mendengarnya.
Di wilayah Stadion Bima ini sebenarnya tidak hanya ada stadion untuk sepakbola saja, tetapi ada juga arena-arenauntuk olahraga lain, seperti arena bulutangkis, tenis lapangan, dan ada juga gelanggang renang. Sebenarnya tempat ini sudah seperti sport centernya Kota Cirebon. Tinggal perlu sedikit polesan dan perawatan yang intensif untuk menjadikan daerah ini menjadi sport center. Namun itu semua hanya angan saja, karena sampai saat ini komplek olahraga masyarakat Cirebon teronggok tak terawat.
Pada awalnya yang saya ketahui, komplek gelanggang olahraga di sini dibuat oleh Pertamina. Ketika itu kalau tidak salah Pertamina sedang mengadakan pekan olahraga. Hingga akhirnya dibuatlah sarana olahraga yang lengkap saat itu di Kota Cirebon. Hingga akhirnya acara terselenggara, gelanggang olahraga tersebut tidak lagi dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat atau pemerintah daerah setempat. Malah kian waktu gelanggang olahraga itu mulai renta termakan usia tanpa perawatan yang optimal. Padahal masyarakat Kota Cirebon, terlebih-lebih masyarakat sekitar gelanggang olahraga kerap memanfaatkan lokasi tersebut untuk berolahraga. Meski hanya sekedar jogging, bermain sepak bola, renang, bermain tenis, atau buat tempat nongkrong. Malah terkadang bila malam tiba sering digunakan untuk sirkuit balap liar. Ada juga sih digunakan untuk balap road race yang resmi diselenggarakan di komplek gelanggang olahraga tersebut..
Sudah lama sekali saya tidak berkunjung ke gelanggang olahraga tersebut. Saya lebih mengenal dengan sebutan "Komplek Stadion Bima". Pagi ini saya meniatkan waktu untuk berkunjung ke sana untuk sekedar olahraga pagi. Masuk ke komplek yang saya amati hanyalah rimbunnya semak belukar, nampak suram, kusam dan kotor sekali, belum lagi jalanannya yang sudah berlubang dan berkubang. Lanjut ke stadion sepak bola, dinding tribun stadion yang terbuat dari tanah kini sudah ditumbuhi semak belukar yang lebat. Kondisi pagar keliling stadion sudah berkarat, dan ada beberapa sisi yang sudah terlepas besi pagarnya. Pintu masuk tribun dari sisi timur stadion yang awalnya tertutup oleh pintu tralis kini sudah tidak lagi, bahkan pintu tralisnya sudah hilang.
Saya sempatkan berhenti dan masuk ke salah satu sisi tribun. Tangga naik ke tribun penonton saja sudah dikelilingi semak, sangat amat terkesan kusam, belum lagi sampah sisa-sisa makanan berserakan terbuang sembarangan. Hingga akhirnya saya sampai di tribun penonton, nampak hamparan lapangan hijau yang kelihatannya rumputnya sudah tak terawat. Saya amati sekeliling tempat duduk tribun yang terbuat dari semen dengan ubin biasa ada beberapa yang sudah terkelupas dan terpecah, ditemani serakan sampah sisa-sisa makanan penonton, ditambah sedikit semak-semak yang tumbuh dari balik kelupasan semen di tempat duduk tribun.
Saya amati lagi menara-menara untuk pemantau lapangan, yang sepertinya digunakan untuk dokumentasi pertandingan yang terletak di empat sudut lapangan. Menara-menara itu tampak sudah berkarat dan terlihat lapuk, tapi entah kondisi fisik yang sebenarnya. Ada dua menara yang sudah tak terlihat lagi puncaknya, nampaknya seperti digerogoti, besi-besi paling atas rupanya sudah dipotong/ dilepas. Entah dipotong/ dilepas secara resmi oleh pihak pengelola atau oleh tangan-tangan ilegal. Kabar yang saya dengar, banyak besi-besi yang ada di komplek gelanggang olahraga ini dirusak dan dicuri oleh orang-orang tak bertanggungjawab untuk dijual menjadi besi bekas. Memperihatinkan sekali nasib stadion sepakbola ini. Sungguh-sungguh tak terawat.
Entah kenapa selama bertahun-tahun pemerintahan pemimpin daerah Kota Cirebon tidak mengamati hal ini. Seakan-akan mereka tutup mata melihat kondisi ini. Tidak ada yang bisa mereka perbuat untuk memperbaiki atau sekedar merawat komplek gelanggang olahraga kebanggaan masyarakat Kota Cirebon ini. Atau mungkin karena ketidakjelasan pengelolaannya sehingga seperti halal untuk diabaikan. Keasadaran masyarakat Kota Cirebon juga sangat kecil. Ya terlihat dengan aksi corat-coret yang sering dilakukan di dinding sisi stadion membuat kesan kusam.
Ini posting saya buat sebagai catatan saya, sekaligus keperihatinan melihat aset daerah yang teronggok seperti ini. Setidaknya dilain waktu saya kembali datang berkunjung ke stadion ini sudah ada wajah baru karena saat itu Kota Cirebon sudah dipimpin oleh pimpinan berfigur seperti Jokowi ha3x #mimpi sepertinya. Ada beberapa gambar yang saya abadikan dengan kamera BlackBerry saya tadi pagi sekitar pukul tujuh. Tidak banyak yang saya ambil, tetapi paling tidak dari gambar itu ada sesuatu yang berbicara, bahwa begitulah sesungguhnya kondisi stadion kebanggan masyarakat Kota Cirebon itu. (^_^)?
Postingan ini diterbitkan pertama kali di Naturality: Wajah Stadion Bima, Kota Cirebon dan diforum Kompasiana[dot]com oleh account Christopher Leopold Lalo Nusa, denganjudul yang sama Wajah Stadion Bima, Kota Cirebon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar