Tadi pagi 10/5 di beberapa wilayah di Indonesia ini, kita bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian. Banyak orang yang mengabadikan momen ini dengan kameranya, adajuga anak-anak sekolah yang mengamati proses alam ini dengan teropong. Gerhana merupakan momen alam semesta, terutama berkaitan dengan benda-benda langit.
Gerhana sendiri ada dua macam, sesuai yang saya ketahui sejak sekolah dasar. Ada gerhana matahari dan gerhana bulan. Yang membedakan adalah posisi dari benda-benda langit tersebut, mereka berada pada posisi sejajar. Pada gerhana, benda langit yang ikut serta adalah matahari, bulan dan bumi kita ini. Gerhana dapat dilihat ya dari posisi bumi kita ini. Pada gerhana matahari, posisinya ketika cahaya matahari tertutup oleh bulan, yang melintas sejajar dengan orbit dimana kita memandang dan terjadi di siang hari. Sedangkan gerhana bulan terjadi ketika pantulan cahaya terhadap bulan tertutup atau terhalang oleh bumi, sehingga sebagian dari bulan tampak gelap dan terjadi di malam hari. Posisi matahari adalah sebagai pusat, sehingga bumi kita dan bulan yang bergerak mengelilingi matahari, disamping bumi kita melakukan rotasi.
Penampang gerhana |
Masyakarat kuno jaman dulu, ketika masih belum mengenal ilmu pengetahuan, menganggap momen gerhana adalah momen mistis. Inget dulu kalau cerita kakek-nenek, bahwa ketika terjadi gerhana itu, ada makluk jin yang memakan benda langit tersebut. Kalau terjadinya gerhana matahari, ya berarti mataharinya dimakan, kalau gerhana bulan bulannya yang dimakan. Sebuah cerita yang tidak masuk akal memang.
Pernah juga tahu mitos tentang wanita hamil agar memperhatikan gerhana, karena kalau tidak akan ada gangguan terhadap anak yang dilahirkannya nanti. Bisa jadi nanti anaknya cacat, kekurangan satu organ, yang katanya orang dulu akibat dimakan oleh sesuatu, seperti yang terjadi pada matahari atau bulan yang dimakan sesuatu. Mitos yang aneh bila kita tahu tentang proses apa sebenarnya yang terjadi pada fenomena gerhana itu.
Cerita-cerita macam itu tidak hanya teradi di negara kita, bahkan di negara-negara lain di dunia punya kisah-kisah atau mitos-mitos tertentu yang berkaitan dengan gerhana ini. Entah, siapa yang memulai menebar mitos-mitos tersebut, tetapi mitos tersebut sering dijadikan ritual khusus.
Ada juga ritual di masyarakat India, tepatnya di Gulbarga atau di Kamataka Utara yang berkaitan dengan gerhana. Ritual ini adalah dengan mengubur anak cacat hidup-hidup sampai leher anak cacat tersebut, selama enam jam saat terjadi gerhana matahari. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi efek negatif yang diperkirakan disebabkan karena efek negatif gerhana matahari sebelumnya. Tapi manfaat sesungguhnya dari ritual itu belum bisa dipastikan secara ilmiah, hanya saja menurut masyarakat di sana ada pengaruh terhadap mobilitas anak-anak yang cacat setelah diritualkan.
Lalu juga, pernah nonton film-film luar negeri? Ketika terjadi gerhana, disaat itulah proses ritual pemanggilan setan atau penarikan energi ruang dan waktu jadi sangat tepat, dimana ketika terjadi gerhana ada sesuatu yang membuat ritual-ritual magis bisa berjalan sebagaimana mestinya. Cerita yang diangkat ke film ini juga sebagian diambil berdasarkan kepercayaan tertentu masyarakat dimana film tersebut dibuat atau sumber cerita film tersebut diangkat. Coba kunjungi link ini, di sini disampaikan beberapa fenomena yang terjadi di dunia yang berkaitan dengan gerhana.
Lalu bagaimana kita menyikapi hal tersebut? Apakah memang benar seperti itu? Bahkan menurut agama tertentu, ketika terjadi momen gerhana, perlu diadakannya ibadat tertentu yang khusus ditujukan untuk momen gerhana.
Saya mencoba menjawab, ya paling tidak mengira-ngira soal ritual yang dilakukan menurut agama tertentu itu. Ketika agama tertentu itu masuk ke suatu daerah, mereka melihat masayarakat setempat melakukan hal-hal atau mempercayai segala bentuk ketakhayulan. Nah dalam agama tertentu tersebut, sangat tidak diperkenankan mempercayai hal tersebut, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa yang adi panutuan dan tujuan. Oleh karena itu, untuk mengubah kebiasaan tahayul masyarakat, ketika terjadi momen gerhana, diadakan ritual keagamaan yang tujuannya adalah menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Itulah sebenarnya alasan ritual gerhana menurut agama tertentu. Cukup logis bukan? Jadi bukan berarti ritual agama tertentu tersebut untuk mengamini ritual keagamaan yang ada selama ini di masyarakat. Jawaban ini hanya perkiraan saya saja yang melihat fenomena tersebut, saya sendiri bukan dari kepercayaan tersebut.
Nah berkaitan dengan ritual-ritual lainnya yang dilakukan pada saat gerhana saya masih belum bisa menjawabnya, apakah memang ada kesesuaian dengan ilmu pengetahuan atau memang hanya kepercayaan masyarakat setempat saja. Tapi biarlah ritual-ritual itu menjadi budaya, selama tidak merugikan, namun bagi pemaham ilmu pengetahuan yang ilmiah tetap harus membagikan ilmunya kepada masyarakat tersebut, bahwa fenomena gerhana itu adalah fenomena alam yang wajar terjadi karena memang posisi benda langit.
Jadi buat kita yang paham tentang fenomena gerhana ini, nikmati saja, kalau yang senang dengan gerhana, bisa mengamatinya dan menyelami tentang ilmu perbintangan dan segala benda langit, setidaknya hal tersebut lebih bermanfaat daripada melakukan ritual-ritual takhayul yang belum jelas ilmiah dan logikanya. (^_^)?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar