Rabu, 01 Mei 2013

I say: “I like May Day in Jakarta”

Hari ini hari pertama di bulan Mei 2013. Penanggalan pertama di bulan Mei, yang juga jadi hari istiwewa bagi para buruh sedunia. Karena hari ini diperingati sebagai Hari Buruh Internasional. Efek kata ‘internasional’ juga berpengaruh di dalam negeri yang statusnya nasional. Memang sudah jadi agenda rutin para buruh di seluruh Indonesia untuk mengistimewakan hari ini, untuk mereka turun ke jalan, berdemo, mengutarakan pendapat secara besar-besaran.

Oleh karena rutin diselenggarakan setiap tahun, semua pihak yang berhubungan dan bersinggungan dengan aksi mereka pun sudah pasti mempersiapkan diri, termasuk para buruh sendiri. Pihak-pihak yang berhubungan atau bersingunggan dengan aksi para buruh antara lain pihak keamanan seperti TNI-Polri, Sat. Pol. PP DKI Jakarta dan daerah-daerah lain sebagai tenaga keamanan daerah yang diperbantukan. Kemudian pihak perusahaan yang merelakan waktu kerjanya terbuang untuk aksi demo ini. Lalu juga masyarakat yang punya aktivitas di area yang dilalui para buruh berdemo, terutama pengguna kendaraan pribadi roda empat mengurungkan niat mereka memakai kendaraannya. Mereka inilah yang jelas mempersiapkan diri ketika hari ini tiba.

 

Aktivitas saya pagi ini

Hari ini saya punya agenda khusus dari Depok menuju Tanah Abang II. Saya berangkat dari Depok sekitar pukul 8 pagi. Deadline time pukul 10 pagi. Biasanya di hari-hari normal, jika saya berangkat jam segitu jalanan dari Depok menuju Jakarta itu macetnya cukup parah, namun pagi ini cukup berbeda. Ya benar, berbeda karena hari ini adalah hari buruh, “May Day”. “Yeah, I like this. No crowded.”

Rute yang saya lewati pagi ini sama seperti rute yang saya lewati jika menuju kawasan Budi Kemuliaan. Dari Depok saja tidak ada kemacetan berarti, biasa di sekitar Univ. Pancasila, kemudian di sekitar markas PDI-P Lenteng Agung, kolong fly over TB. Simatupang, Tanjung Barat biasanya sudah mulai macet, pagi ini tidak, arus kendaraan lancar saja. Macet yang saya rasakan yaitu di lampu merah Ragunan, dan memang tiap hari di sana selalu macet. Kemacetan terasa di arah menuju Kemang, karena kebanyakan kendaraan roda empat mengalihkan kendaraannya ke arah sini.

Pagi ini memang volume kendaraan roda empat jauh berkurang dari hari biasa. Ini yang saya sukai, karena menurut saya kemacetan justru ditimbulkan oleh kendaraan roda empat. Sering-sering saja May Day ini setiap hari, jadi jalanan lengang tanpa kendaraan roda empat. Kemudian saya melalui Jalan Antasari, Prapanca hingga ke Blok M, lalu menuju arah Bundaran Senayan, hingga Jensud. Jalan-jalan yang saya lewati itu relatif lancar sekali. Padahal kalau hari biasa jalanan ini didominasi oleh kendaraan roda empat. Sampai akhirnya saya ke pusat ibukota, yaitu Bundaran HI, di sini sudah terlihat banyak bus-bus besar, mobilisasi buruh menuju pusat ibukota sedang berlangsung. Suatu kondisi yang “seru, luar biasa” bisa mengumpulkan mereka untuk tuntutan-tuntutan yang intinya “kesejahteraan buruh”.

Tidak hanya para buruh dari berbagai daerah saja yang berkumpul, terlihat awak media, petugas keamanan serta masyarakat yang punya aktivitas di perkantoran sekitar Bundaran HI ikut berbaur. Saya tidak bisa mengabadikan momen ini karena saya sedang berkendara, dan saya tidak bisa menepikan kendaraan, karena di kiri jalan banyak petugas yang mengarahkan kendaraan untuk tetap melaju.

Lanjut ke jalan MH. Thamrin hingga kawasan Budi Kemuliaan pagi ini masih lancar dan lengang. Hari ini untuk pengalaman di jalanan cukup menyenangkan, setidaknya jadi penghibur untuk situasi yang tak menyenangkan setelahnya.

 

Tapi komentar saya untuk  hari ini adalah menyenangkan, dan saya katakan “I like May Day”. Tentunya untuk wilayah Jakarta, karena hari ini cukup berbeda dari hari biasa, untuk itu saya menyenanginya, sama seperti hari raya Lebaran, saya juga sangat menyukainya, karena jalanan Jakarta sangat lengang ketika itu. Inginnya setiap hari adalah “May Day”.

Presiden RI yang masih berkuasa di periode ini mengatakan bahwa akan mengistimewakan hari ini, dimana mulai tahun depan, setiap tanggal 1 Mei adalah hari libur nasional, untuk memperingati Hari Buruh Internasional dan secara nasional. Presiden SBY berharap para buruh bisa memanfaatkan hari libur untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Sekali lagi, “I like May Day in Jakarta”. Saya suka karena jalanan bebas kendaraan roda empat yang menurut saya adalah sumber macet selain angkutan umum. Karena kendaraan roda empat itu banyak memakan badan jalan daripada motor, memang mereka bayar pajak untuk itu, tetapi sama saja buat saya mereka itu sumber kemacetan. Jadi lebih baik gunakan motor saja untuk aktivitas tertentu, jangan pakai mobil hanya untuk pergi ke kantor yang hanya mengangkut satu-dua orang saja. Masih lebih baik satu mobil bisa mengangkut banyak penumpang, sehingga mobil sebagai lambang “ego dan keangkuhan” bisa dihilangkan. That’s my opinion. Sampai jumpa di “May Day” tahun berikutnya. (^_^)? Sukses buat perjuangan buruh Indonesia!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar