Akhirnya setelah perjalanan 4 jam dengan kereta, saya sampai juga di kampung halaman. Sebelumnya saya sempat posting ketika saya masih di stasiun, dan sekarang saya sudah sampai, namun ada sesuatu yang membuat saya sedih. Niat bertemu dan berkumpul keluarga dengan suasana yang baik-baik saja berubah jadi lain. Musibah selalu datang di saat yang tidak kita duga. Meski selalu ada tanda yang mendandai, namun karena kita kurang peka sehingga membuat hal ini semua terjadi tiba-tiba.
Tujuan pulkam saya kali ini memang ingin bertemu om saya, om yang paling dekat (adik bungsu dari ayah). Namun ternyata, belum sampai rumah, saya sudah diberi kabar yang kurang mengenakan. Om saya itu mengalami gangguan kesehatan, dia mengalami serangan stroke.
Saya kaget ketika mendengar itu. Ketika itu ayah saya sedang bersama saya, dia menjemput saya ke stasiun. Ibu dan om saya di rumah. Sore itu om saya sedang asyik memperbaiki peralatan elektronik yang rusak di rumah. Itulah hobinya dan sekaligus keahliannya. Sejak kedatangannya Jumat 17/5 lalu, dia terlihat sibuk, memang seperti biasa ketika dia main ke rumah, selalu membereskan sesuatu yang tidak beres.
Mungkin karena faktor kelelahan membuat tensi darah naik tinggi. Dia pusing hebat, dan akhirnya membuatnya hilang kesadaran, ketika itu kondisinya sudah seperti orang stroke. Saat itu ibu saya sendirian di rumah, dan harus mencari bantuan tetangga untuk membawa om saya ke rumah sakit terdekat. Saya sempat berbapapasan dengan mereka. Setelah saya sampai rumah saya langsung menyusul ke rumah sakit.
Ketika saya lihat dia, cukup parah memang kondisinya, stroke yang menyerangnya membuat sebagian tubuhnya tidak bisa berfungsi normal. Untuk berbicara dan bergerak saja sulit. Akhirnya dr. menyarankan untuk ct-scan, karena kondisi om ku saat itu muntah dan mengeluhkan pusing. Hasil tes tensi darah cukup tinggi, mencapai angka 195, katanya normalnya itu 120-125. Say cukup buta dengan angka itu, tetapi yang saya tahu hanya itu berbahaya.
Hasil ct-scan akhirnya keluar dan ternyata tensi darah yang tinggi itu membuat pembuluh darah di kepala nya pecah, dan kondisinya seperti sekarang yang terjadi. Sedih sekali saya melihat dia. Dia yang biasanya bersemangat, senang bercanda ketika bertemu ponakannya jadi berbeda. Saya sedih sangat, air mata ini jadi tak sengaja ya keluar begitu saja, namun saya coba tahan. Y bagaimana tidak sedih, niat pulang bisa berkumpul bersama, bercanda bersama jadi seperti ini.
Malam ini, dia masih berada di ruang observasi ICU. Saya berharap kondisinya lekas membaik, sehingga kita akan pelan-pelan untuk menyembuhkan strokenya itu, meski tidak sempurna namun keberadaan dia di tengah kami sangat penting. Siapa pun tidak mau kehilangan orang yang disayang bukan? Kondisi ini membuat situasinya jadi 50:50, meskipun om saya masih dalam kondisi sadar, ya palinng tidak masih bisa diajak komunikasi dengan segala keterbatasannya, kita yang menanggapinya pun mesti sabar mengetahui maksud dari ucapan dan gestur tubuhnya. Yang jelas, sakit yang dia rasakan tidak bisa dibohongi.
Saya berharap om saya bisa kembali berkumpul di tengah kami. Dia yang memang paling perhatian pada kami ponakannya, jujur saya sangat sedih melihatnya seperti ini. Tuhan, bantu om ku untuk sembuh, saya percaya Tuhan sayang. Tuhan tahu betapa baiknya dia bagi kami, Tuhan menolong kami melaluinya, Tuhan sentuh om saya agar dia bisa sehat dan bisa melihat kami ponakan-ponakannya berhasil. Tuhan, kabulkanlah doa kami yang menyanganginya. Gbu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar