Kamis, 09 Mei 2013

Menjalin Hubungan yang Baik

Mengenal seorang teman yang baik bukan ketika saat hubungan sedang baik saja, ketika situasi yang terjadi sebaliknya juga tak kalah penting untuk mengenal seorang teman. Karena dalam hubungan pertemanan atau persahabatan di masa awal adalah masa pengenalan kulit. Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang terjadi dan dilalui bersama, maka semakin dalam kita mengenal bagaimana pribadi teman atau sahabat kita itu. Hal ini juga berlaku pada hubungan pacaran, terutama bagi mereka yang menganut paham ini. Karena bagi sebagian dan mayoritas orang yang meyakini keyakinan tertentu menganggap hubungan jenis ini adalah haram, tanpa terkecuali.

Saya menganggap hubungan pertemanan dan persahabatan itu berbeda. Pertemanan dan persahabatan adalah sebuah proses. Pertama diawali dengan hubungan teman, lalu lama-kelamaan proses itu berlanjut karena telah saling mengenal satu sama lain akhirnya menjadi seorang sahabat. Nah kalau hubungan pacaran, saya anggap berada diantara kedua hubungan tersebut. Bisa dikatakan sebuah segitiga. Kalau pertemanan dan persahabatan bisa dilakukan sesama atau lawan jenis, sedangkan hubungan pacaran hanya bisa dilakukan pasangan yang berbeda jenis, meski sekarang cukup banyak juga pasangan sesama jenis yang mengaku menjalani hubungan pacaran. Seorang pacar bisa dimulai dari pertemanan, karena kecocokan tertentu peningkatan hubungan yang lebih ‘terikat’. Bisa juga seorang sahabat yang kemudian meningkatkan hubungannya menjadi pacaran. Pembedanya adalah keeratan hubungannya akan lebih erat jika dimulai dari sebuah jalinan persahabatan.

Kita pasti pernah mempunyai seorang teman. Teman yang kita anggap cocok dan baik. Memang ada hal buruk, tapi ketika itu tidak begitu terlihat, sehingga yang kita tahu adalah kebaikannya. Namun suatu ketika, melihat teman kita berubah dari seseorang yang kita kenal dahulu, otomatis pandangan kita akan berubah. Pastinya adalah kaget, koq bisa sekarang dia begitu? Pertanyaan demi pertanyaan pasti muncul dalam benak. Mungkin berat mengajukan pertanyaan tersebut langsung kepada teman kita itu. Sehingga pertanyaan itu masih saja tersimpan dalam hati. Keputusan yang diambil setelah itu ya sedikit mengambiljarak. Hal yang berbeda jika hubungan yang dijalin adalah sebuah persahabatan. Ketika melihat ada perbedaan sifat dari seorang sahabatnya, pertanyaan atas kekagetannya itu akan disampaikan, karena hubungan yang dekat membuat tidak ada kecanggungan lagi antara satu sama lain.
Teguran seorang sahabat tentunya akan sangat membangun bagi sahabatnya. Sahabat yang baik tentunya tidak ingin melihat sahabatnya mengalami kesusahan atau dianggap buruk oleh orang lain. Malah kalau bisa dibilang, hubungan seorang sahabat lebih dekat daripada seorang kakak-adik yang ada di kenyataan. Seharusnya hubungan kakak-adik atau jalinan persaudaraan ya memang seperti itu (seperti hubungan persahabatan). Namun entah kenapa sekarang hubungan persaudaraan tidak seerat apabila hubungan terjalin dengan orang lain. Malah kadang banyak kasus terjadi, hubungan persaudaraan malah jadi ajang saling tikam satu sama lain. Hal ini lebih berkaitan bilaterkait dengan soal uang atau bisnis.
Nah sekarang, pertanyaannya, sudahkah kita jadi sahabat yang baik? Atau susahkah menjadi teman yang baik? Atau sudahkah menjadi saudara yang baik? Atau sudahkah menjadi pacar yang baik? Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada diri kita masing-masing, karena pastinya dalam kehidupan kita, semua pertanyaan itu akan muncul karena pasti dialami. Yang bisa menjawab pertanyaan itu ya diri kita masing-masing. Penilaiannya tidak akan muncul setelah klaim atas jawaban pribadi kita, yang akan menilai adalah teman, sahabat, saudara atau pacar kita, intinya mereka yang ada di luar diri kita yang berkenan menilai apakah kita teman, sahabat, saudara atau pacar baik. Mari kita berbuat yang terbaik untuk seseorang disekitar kita, tanpa ada unsur atau kepentingan apa pun dalam menjalin hubungan tersebut. Karena ketika suatu hubungan sudah dilandasi atas dasar kepentingan dan bukan cinta kasih, maka menjadi yang terbaik tidak akan terwujud. Yang ada adalah teman, sahabat, saudara atau pacar yang jahat. Mudah-mudahan yang terjadi sebaliknya, semua ingin berakhir baik dimata siapa pun atas dasar tulus dan iklas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar