Sering sekali kita bermain kata-kata. Terutama ketika mengomentari sesuatu bentuk kesialan yang dialami seseorang, terkadang kita mencoba membandingkannya bila itu terjadi pada diri kita. Komentar yang kerap kita lontarkan adalah tidak jauh dari tiga kata yang saya tulis di judul postingan ini, "belum", "jangan" atau "tidak". "Wah, saya belum pernah tuh ngalami hal seperti itu. Untung saja hal tersebut tidak terjadi pada saya." Komentar seperti ini bisa saja berbeda antara orang yang satu dengan yang lain.
Menurut saya pemilihan komentar salah satu dari tiga kata itu mencerminkan orang tersebut. Itu sih yang saya nilai berdasarkan pengamatan saya, dan jelas ini memang pandangan pribadi saya saja, jadi kalau ada yang tak sesuai tak usah didebat kusir. he3x. Bila ada perbedaan pandangan bisa dishare saja di sini, biar lebih ramai dan memperkaya wawasan tentunya.
Bagi orang yang memegang prinsip: semua hal pasti bisa saja mengalami hal yang sama akan menggunakan kata "belum". Sebaliknya yang punya prinsip: tidak mau atau yang berpandangan "ah itu kan tergantung nasib orang tersebut dan saya tidak bernasib seperti itu" kemungkinan menggunakan kata "tidak".
Contoh lainnya, ada dua orang si A dan B ditanya, "Apakah kamu pernah mengalami kejadian kriminal seperti ranmor?" Si A menjawab seperti ini, "Saya tidak pernah mengalami hal tersebut." Sedangkan si B menjawab, "Kalau saya belum pernah mengalami kejadian kriminal ranmor." Berdasarkan jawaban si A dan B ada perbedaan, yaitu ada di kata tidak dan belum. Kalau kata tidak diartikan bahwa si A tidak berpikir sama sekali hal negatif tersebut akan terjadi padanya. Sedangkan jawaban si B masih berpikir kemungkinan suatu saat akan mengalami hal yang buruk, ditunjukan dengan kata belum.
Saya berpendapat bahwa yang berkata tidak sepertinya terlalu angkuh, padahal dalam kehidupan apa saja bisa terjadi, bisa sesuatu yang kita harapkan atau yang tidak kita harapkan sama sekali. Jadi kita tidak perlu takabur akan hal tersebut. Memang setiap kita selalu berpikir yang terbaik. Itu semua kembali ke cara masing-masing memahami sesuatu dan bukan hal yang perlu diperdebatkan. Jadi buat saya, kata belum, bisa jadi pilihan terbaik, bukan berarti mengharapkan hal yang buruk itu terjadi pada kita. Toh apa yang baik dan buruk sudah punya keseimbangan tersendiri yang kita tidak akan tahu, kita tahu setelah hal tersebut terjadi.
Oleh karena itu, ada kata tambahan untuk mempermanis jawaban atau komentar kita itu, yaitu kata "jangan". Saya coba ulang lagi jawaban si B menanggapi pertanyaan yang diajukan padanya, "Kalau saya belum pernah mengalami kejadian kriminal ranmor. Tapi mudah-mudahan sih jangan sampai terjadi pada saya." Intinya memang sama saja sebenarnya, ingin hal yang buruk tidak terjadi pada kita, tetapi itu baru mudah-mudahan atau harapan kita, tapi semua keputusan ada yang di-Empunya takdir.
Menurut saya juga, kata belum bisa disandingkan untuk menanggapi pernyataan atau pertanyaan yang bernada positif atau negatif. Kalau negatif tadi sudah dibahas. Kalau ini sebagai pembanding, "Apakah kamu pernah mendapatkan hadiah?" Kalau disamakan dengan jawaban yang diatas. Si A menjawab, "Saya tidak pernah mendapatkan hadiah." Sedangkan si B menjawab, "Saya belum pernah mendapatkan hadiah." Dari jawaban itu bisa kita lihat bahwa si B masih punya harapan untuk mendapatkan hadiah sedangkan si A sebenarnya sudah menutup harapan untuk memperoleh hadiah dengan mengatakan tidak. Itu yang saya maksud, kata belum sepertinya lebih fleksibel dipakai, meski dianggap sebagai sesuatu yang pesimis memandang sesuatu hal, tapi sebenarnya ada makna harapan yang terkandung didalamnya.
Itulah pandangan saya mengenai kata belum, tidak dan jangan, dalam sebuah pernyataan atau jawaban ketika menanggapi atau mengomentari sebuah pertanyaan atau suatu kondisi tertentu. Ini pandangan saya, apa pandangan mu? Sekali lagi tak perlu diperdebatkan, lebih baik sharing dan diskusi karena dengan sharing dan diskusi justru membangun sesuatu yang positif, tentunya. (^_^)?
Menurut saya pemilihan komentar salah satu dari tiga kata itu mencerminkan orang tersebut. Itu sih yang saya nilai berdasarkan pengamatan saya, dan jelas ini memang pandangan pribadi saya saja, jadi kalau ada yang tak sesuai tak usah didebat kusir. he3x. Bila ada perbedaan pandangan bisa dishare saja di sini, biar lebih ramai dan memperkaya wawasan tentunya.
Bagi orang yang memegang prinsip: semua hal pasti bisa saja mengalami hal yang sama akan menggunakan kata "belum". Sebaliknya yang punya prinsip: tidak mau atau yang berpandangan "ah itu kan tergantung nasib orang tersebut dan saya tidak bernasib seperti itu" kemungkinan menggunakan kata "tidak".
Contoh lainnya, ada dua orang si A dan B ditanya, "Apakah kamu pernah mengalami kejadian kriminal seperti ranmor?" Si A menjawab seperti ini, "Saya tidak pernah mengalami hal tersebut." Sedangkan si B menjawab, "Kalau saya belum pernah mengalami kejadian kriminal ranmor." Berdasarkan jawaban si A dan B ada perbedaan, yaitu ada di kata tidak dan belum. Kalau kata tidak diartikan bahwa si A tidak berpikir sama sekali hal negatif tersebut akan terjadi padanya. Sedangkan jawaban si B masih berpikir kemungkinan suatu saat akan mengalami hal yang buruk, ditunjukan dengan kata belum.
Saya berpendapat bahwa yang berkata tidak sepertinya terlalu angkuh, padahal dalam kehidupan apa saja bisa terjadi, bisa sesuatu yang kita harapkan atau yang tidak kita harapkan sama sekali. Jadi kita tidak perlu takabur akan hal tersebut. Memang setiap kita selalu berpikir yang terbaik. Itu semua kembali ke cara masing-masing memahami sesuatu dan bukan hal yang perlu diperdebatkan. Jadi buat saya, kata belum, bisa jadi pilihan terbaik, bukan berarti mengharapkan hal yang buruk itu terjadi pada kita. Toh apa yang baik dan buruk sudah punya keseimbangan tersendiri yang kita tidak akan tahu, kita tahu setelah hal tersebut terjadi.
Oleh karena itu, ada kata tambahan untuk mempermanis jawaban atau komentar kita itu, yaitu kata "jangan". Saya coba ulang lagi jawaban si B menanggapi pertanyaan yang diajukan padanya, "Kalau saya belum pernah mengalami kejadian kriminal ranmor. Tapi mudah-mudahan sih jangan sampai terjadi pada saya." Intinya memang sama saja sebenarnya, ingin hal yang buruk tidak terjadi pada kita, tetapi itu baru mudah-mudahan atau harapan kita, tapi semua keputusan ada yang di-Empunya takdir.
Menurut saya juga, kata belum bisa disandingkan untuk menanggapi pernyataan atau pertanyaan yang bernada positif atau negatif. Kalau negatif tadi sudah dibahas. Kalau ini sebagai pembanding, "Apakah kamu pernah mendapatkan hadiah?" Kalau disamakan dengan jawaban yang diatas. Si A menjawab, "Saya tidak pernah mendapatkan hadiah." Sedangkan si B menjawab, "Saya belum pernah mendapatkan hadiah." Dari jawaban itu bisa kita lihat bahwa si B masih punya harapan untuk mendapatkan hadiah sedangkan si A sebenarnya sudah menutup harapan untuk memperoleh hadiah dengan mengatakan tidak. Itu yang saya maksud, kata belum sepertinya lebih fleksibel dipakai, meski dianggap sebagai sesuatu yang pesimis memandang sesuatu hal, tapi sebenarnya ada makna harapan yang terkandung didalamnya.
Itulah pandangan saya mengenai kata belum, tidak dan jangan, dalam sebuah pernyataan atau jawaban ketika menanggapi atau mengomentari sebuah pertanyaan atau suatu kondisi tertentu. Ini pandangan saya, apa pandangan mu? Sekali lagi tak perlu diperdebatkan, lebih baik sharing dan diskusi karena dengan sharing dan diskusi justru membangun sesuatu yang positif, tentunya. (^_^)?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar